Gerimis
Senja
Aku terhimpit…
Pada bayangan hitam, ketika ingin
menampakkan warna
Warna yang selalu dipuja setiap mata, mata yang melihatku…
Kini…
Langit terlihat mendung, awan putih tak dapat menemuiku
Seakan aku sendiri dalam kesunyian…
Terkadang aku merana, merasa terpenjara
Aku tak sanggup bermuara, sungguh aku bosan pada secerca derita
Kenapa…? Takdir menjadikanku bagai senja, meski sering dipuja
Tapi aku tak ingin terluka, terluka karena cinta dan harus menyisakan
air mata
Wahai senja…
Dapatkah aku bertahan sepertimu
Walau gerimis kau tetap terlihat indah
Walau mendung kau tetap mempesona
Takdir
Senja
Biasmu masih terlihat, diujung pelupuk mata
Berbayang dalam gelap, menjauh untuk lenyap
Suaramu jelas terngiang, saat raga mulai terbang
Berbisik pelan hingga terkenang, mengubah mimpi menjadi karang…
Alasanku untuk bertahan, melihat senja diatas awan
Agar aku mampu menerawang, sinarmu yang semakin gemilang…
Hembusan kata menerpa jiwa, melekat asa agar merdeka
Dalam penjara cinta durka, merantai kisah dalam dada…
Terkadang aku ingin…
Agar senja tak berganti, mengubah coraknya menjadi kelam
Terkadang aku ingin…
Agar takdir tak kejam, menyiksa naluri anak cucu adam
Diantara
Senja
Langit… Mulai kemerah-merahan, aku teringat saat itu
Kita masih duduk, tepat disini. Disenja sore hari…
Namun, kenapa…?
Waktu seakan tak berpihak padaku
Saat aku mulai yakin, kau terlihat berpaling
Lihat angin itu..! Mereka terlihat berbisik
Mencoba menertawakan perihku
Serta kegalauan rasa yang datang memburu
Kamu tak tahu, bagaimana aku…?
Kerapuhanku yang kian terjatuh, bersama buliran kecil dari mataku
Dimana lagi aku harus mengadu…?
Saat hati tertusuk sembilu, tercabik pilu hingga layu
Senja… Aku masih memandangmu, menerka memori ingatanku tentangnya
Seseorang yang merampas cintaku…
Ya senja… Hanya kamu saksi bisu, saat ia meninggalkanku disini
Dibawah sinarmu dia pergi berlalu
untuk sebuah keputusan yang menusuk kalbu
Menerangkan status palsu, antara dia dan aku…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar