Jumat, 04 Oktober 2013

Dialog Sampah







Sampah lagi, sampah lagi !!
Lagi,,, lagi,,, sampah !!

Katanya Indonesia kita ini negara yang kaya raya, jika dilihat dari sumber daya alamnya yang melimpah sampai tumpah-tumpah. Sama halnya dengan sampah yang kian merajalela?

Katanya Indonesia peduli terhadap global warming yang sempat cetar membahana tetapi, tidak dengan peduli sampah hingga membuat mata sakit melihatnya?

Katanya Indonesia punya keanekaragaman budaya dari sabang sampai merauke. Termasuk jugakah budaya sembarangan membuang sampah?

Katanya, katanya, katanya, dan katanya...

Hello sampah !!
Apa kabarnya kalian disana?
Wah,,, kalian terlihat semakin merdeka saja yahh. Berbaur menyatu bersama kepadatan penduduk Indonesia. Dimana ada kehidupan pasti ada juga keberadaan kalian hehe...
Kalian juga mendapatkan tempat sebagai seleb dadakan yang jadi buah bibir dari mulut ke mulut.

     Pembicaraan tentang sampah seakan menjadi jamur ganas yang menyebar disetiap kesempatan. Persoalan sampah memang sepele tetapi, berdampak buruk bagi pencitraan Indonesia. Ini bukan saatnya untuk saling tunjuk menunjuk berlomba-lomba menyalahkan petugas kebersihan atau beragumentasi bebas menyudutkan aparat kementerian tata ruang wilayah kota, namun mengarah pada hati nurani. "Hati nurani apa?" membuang sampah tidak perlu menggunakan hati nurani seperti pemilihan Capres dan Wapres saja pakai hati nurani, buang saja sembarang tempat maka masalah akan beres. "Beres dari mana?" beres dari Hongkong gitu... Kenapa nggak sekalian aja lagu kebangsaan kita diganti liriknya jadi
"Disini sampah... Disana sampah... Dimana-mana pasti ada sampah... Lalalala... Lalalala..."
Ohh... Tidak, nanti Indonesia kita bisa kelelep sama tumpukan sampah dong. Terus dapat predikat negara sampah bahkan menembus rekor muri berkategori lautan sampah, mau kayak gitu?
   Mulailah dari hal yang paling kecil dulu tentunya harus dimulai dari diri kita sendiri. Contoh : Jika kamu sangat senang makan permen renceng harga segambreng, biasakan untuk tidak langsung membuang bungkusnya dimana tempat kalian berpijak. Cobadeh liat kanan kiri dulu ada tempat sampah atau nggak. Kalau tidak ada, bungkusnya kamu kantongi disaku baju atau celana aja sementara, nanti pas udah ketemu tempat sampah baru buang disitu, simple bukan. Kita juga dapat melakukan pembakaran sampah minimal 1 minggu sekali untuk mencegah penumpukan gunung sampah serta mencegah timbulnya bau tidak sedap yang berdampak pada pencemaran udara.
   Sampah bukan saja masalah petugas kebersihan tetapi, menjadi masalah semua warga Indonesia. Siapapun mereka, apa profesinya, apa latar belakangnya, apa status sosialnya, sampah ada karena perbuatan kita, terjadi penumpukkan sampah juga karena kita. Maka jangan saling berkomentar panas untuk menghakimi orang lain, namun cobalah untuk menghakimi diri sendiri.

Hey... Kamu!!
"Sudahkah buang sampah hari ini, jika sudah dimana?" di selokan, di jalan, di taman, di sungai, di danau. Hey... Kamu yang punya pendidikan S-cendol, S-campur, S-teler. Apa gunanya tempat sampah jika masih nakal buang sembarangan. Sumbangin aja itu kotak sampah sama negara tetangga jadi, kalau Indonesia sudah rata dengan tumpukan sampah, kali aja bisa numpang kesana.

So guys... Merdeka dari sampah maka bijaksanalah untuk membuang mantan eh... "Sampah" pada tempatnya.





Tulisan ini dal;am rangka event #30DaysSaveEart yang diselenggarakan oleh @jungjawa dan @unidzalika


Tidak ada komentar: