Sampah lagi, sampah lagi !!
Lagi,,, lagi,,, sampah !!
Katanya Indonesia kita ini negara yang kaya raya, jika dilihat dari
sumber daya alamnya yang melimpah sampai tumpah-tumpah. Sama halnya
dengan sampah yang kian merajalela?
Katanya Indonesia peduli terhadap global warming yang sempat cetar
membahana tetapi, tidak dengan peduli sampah hingga membuat mata sakit
melihatnya?
Katanya Indonesia punya keanekaragaman budaya dari sabang sampai merauke. Termasuk jugakah budaya sembarangan membuang sampah?
Katanya, katanya, katanya, dan katanya...
Hello sampah !!
Apa kabarnya kalian disana?
Wah,,, kalian terlihat semakin merdeka saja yahh. Berbaur menyatu
bersama kepadatan penduduk Indonesia. Dimana ada kehidupan pasti ada
juga keberadaan kalian hehe...
Kalian juga mendapatkan tempat sebagai seleb dadakan yang jadi buah bibir dari mulut ke mulut.
Pembicaraan tentang sampah seakan menjadi jamur ganas yang menyebar
disetiap kesempatan. Persoalan sampah memang sepele tetapi, berdampak
buruk bagi pencitraan Indonesia. Ini bukan saatnya untuk saling tunjuk
menunjuk berlomba-lomba menyalahkan petugas kebersihan atau
beragumentasi bebas menyudutkan aparat kementerian tata ruang wilayah
kota, namun mengarah pada hati nurani. "Hati nurani apa?" membuang
sampah tidak perlu menggunakan hati nurani seperti pemilihan Capres dan
Wapres saja pakai hati nurani, buang saja sembarang tempat maka masalah
akan beres. "Beres dari mana?" beres dari Hongkong gitu... Kenapa nggak
sekalian aja lagu kebangsaan kita diganti liriknya jadi
"Disini
sampah... Disana sampah... Dimana-mana pasti ada sampah... Lalalala...
Lalalala..."
Ohh... Tidak, nanti Indonesia kita bisa kelelep sama tumpukan sampah
dong. Terus dapat predikat negara sampah bahkan menembus rekor muri
berkategori lautan sampah, mau kayak gitu?
Mulailah dari hal yang paling kecil dulu tentunya harus dimulai
dari diri kita sendiri. Contoh : Jika kamu sangat senang makan permen
renceng harga segambreng, biasakan untuk tidak langsung membuang
bungkusnya dimana tempat kalian berpijak. Cobadeh liat kanan kiri dulu
ada tempat sampah atau nggak. Kalau tidak ada, bungkusnya kamu kantongi
disaku baju atau celana aja sementara, nanti pas udah ketemu tempat
sampah baru buang disitu, simple bukan. Kita juga dapat melakukan
pembakaran sampah minimal 1 minggu sekali untuk mencegah penumpukan
gunung sampah serta mencegah timbulnya bau tidak sedap yang berdampak
pada pencemaran udara.
Sampah bukan saja masalah petugas kebersihan tetapi, menjadi
masalah semua warga Indonesia. Siapapun mereka, apa profesinya, apa
latar belakangnya, apa status sosialnya, sampah ada karena perbuatan
kita, terjadi penumpukkan sampah juga karena kita. Maka jangan saling
berkomentar panas untuk menghakimi orang lain, namun cobalah untuk
menghakimi diri sendiri.
Hey... Kamu!!
"Sudahkah buang sampah hari ini, jika sudah dimana?" di selokan, di
jalan, di taman, di sungai, di danau. Hey... Kamu yang punya pendidikan
S-cendol, S-campur, S-teler. Apa gunanya tempat sampah jika masih
nakal buang sembarangan. Sumbangin aja itu kotak sampah sama negara
tetangga jadi, kalau Indonesia sudah rata dengan tumpukan sampah, kali
aja bisa numpang kesana.
So guys... Merdeka dari sampah maka bijaksanalah untuk membuang mantan eh... "Sampah" pada tempatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar