Selasa, 08 Oktober 2013

Manusia dan Masalahnya




Hidup sesungguhnya penuh dengan permasalahan, siapapun orangnya pasti akan menghadapi problematika yang sering disebut dengan masalah. Sesuatu yang riel dan nyata adanya bahwa didalam kehidupan ini masalah akan ada dan datang menghampiri setiap manusia dengan silih berganti. Selama manusia masih bernyawa, maka saat itu mereka tidak dapat menghindari diri dari sebuah permasalahan.
Masalah seharusnya bukan untuk dihindari, namun untuk dihadapi dan diselesaikan dengan sebaik mungkin. Manusia tidak bisa lari begitu saja dari masalah karena permasalahan hidup adalah sebuah kenyataan maka yang dibutuhkan adalah kesiapan mental dan jiwa. Bagai sebuah pohon yang semakin tinggi maka akan semakin banyak menerima terpaan angin, seperti itulah gambaran kehidupan manusia. Berbagai masalah pasti akan datang sejalan dengan perputaran roda kehidupan. Manusia, siapapun dia, profesi apa saja yang disandang, maupun status sosial apa saja yang mereka miliki pasti akan ada permasalahan hidup masing-masing. Sebab hidup dan masalah sesungguhnya merupakan dua subjek yang sudah menyatu, keduanya tidak dapat dipisahkan karena setiap kehidupan pasti akan ada permasalahan, jika tidak ada masalah tentu tidak ada kehidupan.
Tidak ada manusia yang tidak punya masalah dalam kehidupan, kalaupun itu ada maka mereka adalah manusia yang tidak punya masalah dengan dirinya sendiri tetapi pasti menjadi beban masalah bagi orang lain. Jika dilihat dari segi pertumbuhan hidup yang dijalani manusia akan kita temui fase kehidupan beserta masalahnya. Fase kehidupan remaja misalnya, pasti akan dihadapkan oleh masalah pergaulan, cinta, bahkan masalah pencarian jati diri dan sebagainya. Namun masalah akan hilang secara perlahan dan akan bergulir menjadi masalah yang lebih berat ketika seorang remaja memasuki fase sesudahnya yaitu masa dewasa. Pada masa dewasa seseorang pasti akan dihadapkan oleh berbagai masalah yang lebih sulit, berat, dan kompleks seperti masalah ekonomi, pekerjaan, keluarga, anak, kedudukan dan masih banyak masalah-masalah lainnya.
Dalam realita kehidupan sehari-hari yang terlihat dimata kita, bahwa orang lain tidak seperti kita. Anda barangkali melihat dan menilai bahwa saya adalah seseorang yang paling berbahagia, tidak punya banyak masalah, hidup rukun dalam keluarga dan santai dengan pekerjaan. Tapi tanpa disadari pada saat yang bersamaan saya juga melihat dan menilai bahwa andalah orang yang paling bahagia, beban yang anda pikul tidak seberat dengan apa yang saya hadapi. Kenyataan seperti diatas ternyata tidak hanya berlaku antara saya dan anda, tetapi semua orang juga sama seperti kita. Mereka selalu melihat bahwa orang lain lebih bahagia hidupnya dari pada kehidupan mereka sendiri.
Sebuah kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri bahwa ketika masalah hidup itu menyiksa, kita selalu merasakan yang namanya kesedihan. Pada puncaknya kesedihan itu akan menjadi duka dan lara yang begitu menyiksa hingga kita tidak berdaya apa-apa dalam tekanan kepedihan tersebut. Banyak sekali kasus yang menunjukkan bahwa seseorang bisa berbuat nekat menjerumuskan dirinya sendiri dalam kehancuran bahkan membuat kehancuran bagi orang lain karena tekanan masalah hidup yang mereka rasakan sebagai sebuah siksaan.Allah Swt berfirman :
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا . إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh.
Apabila dia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah
” (QS. Al Ma'arij : 19-20)
Kurang adanya kesadaran diri bahwa orang lain juga punya kehidupan yang lebih layak merupakan sumber dan awal dari hilangnya rasa syukur yang kemudian menumbuhkan sifat keluh-kesah tersebut. Padahal kalau kita mau mengikuti bahwa sumber dari kebahagiaan hidup sesungguhnya terletak pada rasa syukur itu. Kita sering memimpikan punya kelebihan tanpa merenungkan resikonya, padahal kelebihan tersebut hanya akan menciptakan permasalahan baru. Jadi, kenapa tidak mencoba untuk mensyukuri sesuatu yang sudah kita punya saja mulai saat ini.





Tidak ada komentar: