Dikampus pagi itu terlihat sepi, belum ada mahasiswa yang terlihat
disudut-sudut ruangan kampus.. Saat aku mengitari langkah menuju ruangan
4B yaitu ruang Psikolinguistik, tiba-tiba aku mendengar suara seorang
pria yg sedang bicara sendiri. Disudut kaca bagian belakang aku melihat
sosok wajah yg rupawan seorang pria yg berkemeja rapih, terlihat seperti
pria yg berkepribadian tegas.
Aku merasakan apa yg belum pernah aku rasakan. Hatiku berdebar
seakan ingin melihat lebih dekat lagi sosok itu namun langkah enggan
memiliki nyali untuk mendekat ataupun sekedar bertegur sapa. Aku
menjadi salah tingkah saat pria itu menoleh kearah ku dan melemparkan
senyuman kecil yg begitu indah dipandang. Aku semakin terpanah akan
senyuman pria itu, dengan tingkah yg sedikit bingung aku hanya bisa
membalas senyuman dg wajah merah merona karena tersipu malu.
Karena tidak ingin terlanjur berdiri lama, aku langsung berbalik
arah menuju ruang 4B. Satu persatu Mahasiswa datang, aku yg saat itu
duduk sendiri karena kelas masih kosong, masih termenung berkhayal
mengingat betapa indahnya senyuman itu. Ingin rasanya mengulang kejadian
itu satu kali lagi. Agar aku dapat terus ingat sebagai moment yg
terindah dalam hidupku. “oh… tidak, kenapa aku jadi seperti ini ?” aku
merasakan hal yg selama ini aku cari. Apakah ini yg namanya “cinta
pertama seperti ini yg orang-orang ceritakan padaku”. Aku berbisik-bisik
dihati sambil tersenyum kecil. Icha yg duduk disampingku melihat dg
jelas aku tersenyum sendiri, akhirnya icha menegurku. “Hei… kenapa Neng
?? Senyum mulu”
(Terkejut)“Aa aahh ngga ada, siapa yg senyum sendiri” . Aku berusaha menghindar dari pertanyaan.
Keterkejutan ku membuat aku hilang arah akan konsentrasiku, aku
tidak mau jika harus mengulang mata kulia ini, akhirnya aku melanjutkan
konsentrasiku. Icha yg mengerutkan keningnya heran melihat tingkahku
hari ini. Namun Icha tidak mau bertanya terlalu banyaak karena semua
Mahasiswa sangat fokus pada mata kulia ini.
Berakhirnya mata kulia mengingatkan ku akan sosok pria misterius
tadi pagi, akupun bertanya-tanya sendiri siapa namanya, dimana
rumahmnya, dan kira-kira dia anak semester berapa ??begitulah pertanyaan
yg muncul difikiran ku. Lamunan yg aku kerjakan memberikan ide “kenapa
tidak kembali saja keruangan itu, mungkin dia masih disana”. Aku
bergegas bangkit dari bangku yg ku duduki, teman-teman ku bersorak
memanggil namaku & bertanya… “Rubi kamu mau kemanaa?” , aku yg terus
melangkah keluar kelas tidak sempat mengatakan apapun kepada mereka.
Saat aku menuruni anak tangga bangunan kampus aku kehilangan arah
pandangan ku, begitu padat Mahasiswa hari ini memenuhi ruangan bahkan
koridor kampus yg penuh dg lautan manusia.
Aku lupa… dimana sosok pria yg ku temui tadi pagi, kini aku
berdiri ditengah antara ruang bahasa dan ruang seni. Aku bingung harus
berbelok kearah mana kanan atau kiri, aku tetap mencoba mengarahkan
pandangan mata ku kesetiap wajah Mahasiswa disekitar ku mungkin saja
akan terlihat sosok rupawan yg sama.
Ya, Tuhan…
Mr.x… where are you ??(menepuk jidat)
Aku harus tahu siapa namamu, agar aku tidak bermimpi tentangmu
malam ini!!aku terus ngedumel dalam hati. Aku menjadi sedikit tidak
bersemangat karena gagal mencari
my “x” untuk yg kedua kali. Entahlah
perasaan ku tidak menentu campur aduk kayak es cendol, ada perasaan
kecewa yg terselubung.
“I hope can looking your face again” huuffttt…
Satu minggu ini aku menjalani kebiasaan yg tidak biasa aku lakukan,
datang ke kampus setiap pagi. Aku selalu jd Mahasiswa yg pertama setiap
pagi, berharap dpt berjumpa dg sosok itu lagi. Aku memasaang wajah
sendu, pandangan ku terus kebawah ditengah keramaiaan Mahasiswa yg sibuk
dg aktifitas mereka masing-masing. Tiba-tiba "bruuuk" bunyi tumpukan
buku yg jatuh, aku menabrak seseorang…
Tanpa, menoleh segera ku bereskan buku yg jatuh dan menyerahkan kpd pemiliknya sambil berkata “maaf ya, lg ngelamun”.
Tanpa ingin tahu siapa yg ku tabrak, aku berbalik arah dr hadapannya
dan meneruskan langkah masih dg wajah yg sendu aku melangkah. Seketika
aku heran, semua orang berbisik dan memandangku aneh. Tentu saja aku
bingung, kenapa mereka?
Apa ada yg salah dg diriku… !! Lala yg sedikit sewot menghampiri ku
dan bertanya “lo tu kenapa bi? Ngelamun pagi-pagi” segera ku jawab dg
nada jutek “apaan sihh, suara lo kayak petasan tau”, lala membantah
jawaban ku “eeh, lo ngga tau tadi nabrak siapa?” jawabku santai “ngga”
lala semakin sewot “makanya kalo jalan matanya kedepan jgn kebawah”, aku
penasaran “emang siapa?” lala meninggikan nada bicaranya “anak rektor”.
Sejenak aku terdiam, “anak rektor…
what??” aku seakan tdk percaya,
segera aku mengejar lala yg sedang kesal pada ku kemudian bertanya apa
benar tadi aku menabrak anak rektor,
hello… impossible bangetkan anak
rektor kuliah disini.
Kesokan hari tiba-tiba aku mendengar suara itu lagi, suara yg sama
ketika aku merasakan perasan yg beda. Aku mencari sumber suara berharap
itu adalah
Mr.x, semakin dekat dg ruang 5 suaranya makin jelas, dibalik
jendela aku melihat sosok yg sama tak henti pandangan ku tertuju
padanya. Tapi, siapa dia? Kenapa dia mengisi mata kuliah diruang ini?
Aku memangil Mahasiswa disekitar ku dan bertanya siapa pria yg mengisi
mata kuliah diruang ini, “hey… kamu, sini deh?” mahasiswa itu mendekat
dan berkata “kenapa?” tanpa basa-basi langsung ku lemparkan pertanyaan
“kamu tau ngga, itu siapa?” jariku menujuk kearah
Mr.x, dijawab oleh
mahasiswa itu “ohh, dosen baru. Anak rektor yg baru selesai kulia S2 di
UI” aku semakin kalut dg lamunanku, “jadi… dia??” tiba-tiba lamunan ku
buyar karena mahasiswa disampingku yg melemparkan pertanyaan “emangnya
kenapa?” segera kujawab “ahh… ngga apa-apa, yaudah makasi ya”. Mahasiswa
itu beranjak dari hadapanku.
Aku yg sendiri dibalik jendela ruangan makin tak percaya, selama
ini aku mengagumi sosok yg salah, aku segera pergi. Meski sulit tuk
hatiku menerima tapi jalan yg terbaik aku harus ikhlas karena tdk
seperti ini kisah yg ku impikan, aku tak ingin melanjutkan perasaan ini
semakin dalam lagi, cukup aku rasakan rindu tanpa nama ini…
S E L E S A I