Jumat, 21 Juni 2013

(Cerpen) Rindu Tanpa Nama

 



     Dikampus pagi itu terlihat sepi, belum ada mahasiswa yang terlihat disudut-sudut ruangan kampus.. Saat aku mengitari langkah menuju ruangan 4B yaitu ruang Psikolinguistik, tiba-tiba aku mendengar suara seorang pria yg sedang bicara sendiri. Disudut kaca bagian belakang aku melihat sosok wajah yg rupawan seorang pria yg berkemeja rapih, terlihat seperti pria yg berkepribadian tegas.
 Aku merasakan apa yg belum pernah aku rasakan. Hatiku berdebar seakan ingin melihat lebih dekat lagi sosok itu namun langkah enggan memiliki nyali untuk mendekat ataupun sekedar bertegur sapa. Aku menjadi salah tingkah saat pria itu menoleh kearah ku dan melemparkan senyuman kecil yg begitu indah dipandang. Aku semakin terpanah akan senyuman pria itu, dengan tingkah yg sedikit bingung aku hanya bisa membalas senyuman dg wajah merah merona karena tersipu malu.
 Karena tidak ingin terlanjur berdiri lama, aku langsung berbalik arah menuju ruang 4B. Satu persatu Mahasiswa datang, aku yg saat itu duduk sendiri karena kelas masih kosong, masih termenung berkhayal mengingat betapa indahnya senyuman itu. Ingin rasanya mengulang kejadian itu satu kali lagi. Agar aku dapat terus ingat sebagai moment yg terindah dalam hidupku. “oh… tidak, kenapa aku jadi seperti ini ?” aku merasakan hal yg selama ini aku cari. Apakah ini yg namanya “cinta pertama seperti ini yg orang-orang ceritakan padaku”. Aku berbisik-bisik dihati sambil tersenyum kecil. Icha yg duduk disampingku melihat dg jelas aku tersenyum sendiri, akhirnya icha menegurku. “Hei… kenapa Neng ?? Senyum mulu”
(Terkejut)“Aa aahh ngga ada, siapa yg senyum sendiri” . Aku berusaha menghindar dari pertanyaan.
 Keterkejutan ku membuat aku hilang arah akan konsentrasiku, aku tidak mau jika harus mengulang mata kulia ini, akhirnya aku melanjutkan konsentrasiku. Icha yg mengerutkan keningnya heran melihat tingkahku hari ini. Namun Icha tidak mau bertanya terlalu banyaak karena semua Mahasiswa sangat fokus pada mata kulia ini.
 Berakhirnya mata kulia mengingatkan ku akan sosok pria misterius tadi pagi, akupun bertanya-tanya sendiri siapa namanya, dimana rumahmnya, dan kira-kira dia anak semester berapa ??begitulah pertanyaan yg muncul difikiran ku. Lamunan yg aku kerjakan memberikan ide “kenapa tidak kembali saja keruangan itu, mungkin dia masih disana”. Aku bergegas bangkit dari bangku yg ku duduki, teman-teman ku bersorak memanggil namaku & bertanya… “Rubi kamu mau kemanaa?” , aku yg terus melangkah keluar kelas tidak sempat mengatakan apapun kepada mereka. Saat aku menuruni anak tangga bangunan kampus aku kehilangan arah pandangan ku, begitu padat Mahasiswa hari ini memenuhi ruangan bahkan koridor kampus yg penuh dg lautan manusia.
Aku lupa… dimana sosok pria yg ku temui tadi pagi, kini aku berdiri ditengah antara ruang bahasa dan ruang seni. Aku bingung harus berbelok kearah mana kanan atau kiri, aku tetap mencoba mengarahkan pandangan mata ku kesetiap wajah Mahasiswa disekitar ku mungkin saja akan terlihat sosok rupawan yg sama.
Ya, Tuhan…
Mr.x… where are you ??(menepuk jidat)
 Aku harus tahu siapa namamu, agar aku tidak bermimpi tentangmu malam ini!!aku terus ngedumel dalam hati. Aku menjadi sedikit tidak bersemangat karena gagal mencari my “x” untuk yg kedua kali. Entahlah perasaan ku tidak menentu campur aduk kayak es cendol, ada perasaan kecewa yg terselubung. “I hope can looking your face again” huuffttt…
 Satu minggu ini aku menjalani kebiasaan yg tidak biasa aku lakukan, datang ke kampus setiap pagi. Aku selalu jd Mahasiswa yg pertama setiap pagi, berharap dpt berjumpa dg sosok itu lagi. Aku memasaang wajah sendu, pandangan ku terus kebawah ditengah keramaiaan Mahasiswa yg sibuk dg aktifitas mereka masing-masing. Tiba-tiba "bruuuk" bunyi tumpukan buku yg jatuh, aku menabrak seseorang…
Tanpa, menoleh segera ku bereskan buku yg jatuh dan menyerahkan kpd pemiliknya sambil berkata “maaf ya, lg ngelamun”.
 Tanpa ingin tahu siapa yg ku tabrak, aku berbalik arah dr hadapannya dan meneruskan langkah masih dg wajah yg sendu aku melangkah. Seketika aku heran, semua orang berbisik dan memandangku aneh. Tentu saja aku bingung, kenapa mereka?
Apa ada yg salah dg diriku… !! Lala yg sedikit sewot menghampiri ku dan bertanya “lo tu kenapa bi? Ngelamun pagi-pagi” segera ku jawab dg nada jutek “apaan sihh, suara lo kayak petasan tau”, lala membantah jawaban ku “eeh, lo ngga tau tadi nabrak siapa?” jawabku santai “ngga” lala semakin sewot “makanya kalo jalan matanya kedepan jgn kebawah”, aku penasaran “emang siapa?” lala meninggikan nada bicaranya “anak rektor”. Sejenak aku terdiam, “anak rektor… what??” aku seakan tdk percaya, segera aku mengejar lala yg sedang kesal pada ku kemudian bertanya apa benar tadi aku menabrak anak rektor, hello… impossible bangetkan anak rektor kuliah disini.
 Kesokan hari tiba-tiba aku mendengar suara itu lagi, suara yg sama ketika aku merasakan perasan yg beda. Aku mencari sumber suara berharap itu adalah Mr.x, semakin dekat dg ruang 5 suaranya makin jelas, dibalik jendela aku melihat sosok yg sama tak henti pandangan ku tertuju padanya. Tapi, siapa dia? Kenapa dia mengisi mata kuliah diruang ini? Aku memangil Mahasiswa disekitar ku dan bertanya siapa pria yg mengisi mata kuliah diruang ini, “hey… kamu, sini deh?” mahasiswa itu mendekat dan berkata “kenapa?” tanpa basa-basi langsung ku lemparkan pertanyaan “kamu tau ngga, itu siapa?” jariku menujuk kearah Mr.x, dijawab oleh mahasiswa itu “ohh, dosen baru. Anak rektor yg baru selesai kulia S2 di UI” aku semakin kalut dg lamunanku, “jadi… dia??” tiba-tiba lamunan ku buyar karena mahasiswa disampingku yg melemparkan pertanyaan “emangnya kenapa?” segera kujawab “ahh… ngga apa-apa, yaudah makasi ya”. Mahasiswa itu beranjak dari hadapanku.
 Aku yg sendiri dibalik jendela ruangan makin tak percaya, selama ini aku mengagumi sosok yg salah, aku segera pergi. Meski sulit tuk hatiku menerima tapi jalan yg terbaik aku harus ikhlas karena tdk seperti ini kisah yg ku impikan, aku tak ingin melanjutkan perasaan ini semakin dalam lagi, cukup aku rasakan rindu tanpa nama ini…


S E L E S A I

Tidak ada komentar: