Selasa, 17 Juni 2014

“Doa Penulis”



Memulaisesuatu dengan do'a memang terasa begitu indah. Suka bermain dengan imajinasi,seringnya berkhayal menambah lengkap lembaran warna pena yang terkemas cantik dalamsebuah tulisan kita. Menulis bukan sekedar hoby tapi perlahan menjadi kebiasaanyang membuat kita beranjak menjadi “imagination writing”. Ceritakuberawal ketika aku duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama dengan modal diarykecil, aku mulai belajar menggoyangkan jemari untuk sekedar menerangkan apayang sedang menggangu perasaanku dengan mengubahnya kedalam sebuah tulisan.
Sungguhindahnya menulis, menulis membuat kita paham akan sebuah karya sendiri dan jugasecara langsung dapat mengukur kemampuan yang dimiliki, tidak hanya itu saja.Ketika kita tidak kuasa berkata jujur secara lisan, kita dapat mengungkapkannyadalam bentuk tulisan cantik. Menulis memang tidak membutuhkan curahan tenagayang besar, cukup mengatur daya khayal sebagai kerangka kata kemudian menjelmamenjadi kalimat-kalimat bernilai sastra.
Butirankarya tercipta begitu saja, menumpuk dan tersusun rapi disudut meja belajarku.Tidak jarang kusempatkan membuka serta mengulang kembali tulisan itu dalamkagumku sendiri. Namun alangkah bahagianya jika tulisan kita terjamah olehpembaca yang gemar melirik bacaan.
Impianmenjadi penulis berakhlak mulia seakan jadi motivator khusus yang tidak pernahsurut. Bagiku sebuah tulisan adalah do'a karena pembacanya merupakan penghantardo'a tersebut. Makin banyak orang membaca karya kita, maka akan semakin banyakdo'a yang siap kita sambut nantinya. Sejauh ini saya niatkan dalam hati bahwamenulis merupakan bagian dari ibadah berharap sebutir karya yang terciptamenjadikan pintu senyum bagi pembacanya.

Tidak ada komentar: